
Ngawi – Ahad, 14 Juni 2025
Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngawi kembali menyelenggarakan Kajian Ahad Pagi sebagai bagian dari pembinaan ideologis dan dakwah pencerahan. Bertempat di Masjid Tamam Ali Hasan, Jl. Barnadib, Ngawi, kajian kali ini menghadirkan Dr. Bagus Mustakim, S.Ag., M.S.I., akademisi sekaligus pemerhati pendidikan karakter Islami, dengan tema “Membangun Karakter Anak Tangguh di Era Digital.”
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 06.30 WIB tersebut dihadiri oleh warga Muhammadiyah, simpatisan, serta masyarakat umum. Kajian ini terbuka untuk semua kalangan dan mendapat sambutan hangat dari peserta lintas usia.
Dalam muqodimahnya, Dr. Bagus Mustakim menyampaikan bahwa era digital saat ini ditandai dengan masifnya pengaruh teknologi dalam kehidupan keluarga.
“Teknologi digital telah menyusup ke hampir seluruh aktivitas rumah tangga. Anak-anak tumbuh dalam dunia layar, sementara orang tua seringkali abai dalam mendampingi. Bila ini dibiarkan, maka karakter anak akan dibentuk oleh konten algoritmik, bukan nilai-nilai Islam.”
Dr. Bagus juga menyinggung fenomena menarik terkait masjid affiliator yang berkembang di beberapa wilayah Jawa Barat.
“Kini ada masjid yang mulai dimanfaatkan sebagai pusat aktivitas afiliasi ekonomi. Jamaah jadi market. Ini bisa menjadi kekuatan umat bila dijalankan dengan etika dan transparansi, tapi tetap harus dijaga agar orientasi spiritual masjid tidak bergeser.”
Menariknya, Dr. Bagus Mustakim mengawali kajian dengan membagikan materi dalam format digital. Para jamaah diminta untuk scan QR code yang ditampilkan di layar LCD masjid untuk mengunduh bahan kajian secara langsung ke gawai masing-masing. Hal ini menjadi bentuk nyata digitalisasi dalam dakwah yang disambut antusias oleh peserta.
“Kita mulai kajian pagi ini dengan cara yang berbeda, silakan scan QR di layar untuk cek out materi. Ini salah satu contoh kecil bahwa dakwah dan pendidikan juga harus mengikuti perkembangan zaman,” ujar beliau.
Beliau juga memberikan solusi konkret kepada orang tua agar dalam rutinitas harian mereka mengalokasikan waktu khusus untuk belajar daring bersama anak, menjadikan internet sebagai awal pendidikan, bukan ancaman.
“Jangan larang internetnya, tapi dampingi anak saat mengaksesnya. Ajak mereka belajar bersama. Kuncinya bukan membatasi, tapi mengarahkan.”
Lebih lanjut, Dr. Bagus Mustakim mengangkat konsep karakter tangguh dalam perspektif Islam dengan merujuk pada QS. Luqman ayat 13–19. Ia menegaskan bahwa karakter tangguh tidak hanya bicara soal mental yang kuat, tetapi juga melibatkan akidah, ibadah, etika, dan kesadaran sosial.
“Luqman memulai nasihatnya dengan tauhid, lalu mengajarkan adab kepada orang tua, kedisiplinan dalam shalat, amar ma’ruf nahi munkar, hingga etika bersikap dan berbicara. Inilah pondasi karakter Islami yang tangguh di segala zaman.”
Nilai-nilai ini tetap relevan diterapkan dalam mendidik anak di era digital sebagai landasan moral yang kokoh menghadapi arus perubahan.
Kajian ditutup dengan doa dan ramah tamah antar jamaah dengan disediakan sarapan gratis oleh PCM Ngawi. Diharapkan, kegiatan semacam ini dapat menjadi wahana konsolidasi pemikiran dan gerakan warga Muhammadiyah untuk terus menjawab tantangan zaman dengan semangat Islam Berkemajuan.
0 comments:
Posting Komentar