Menyambut Ramadhan dengan Kegembiraan dan Kesiapan


Umat Islam selalu menantikan kedatangan bulan Ramadhan. Bahkan banyak yang berharap seluruh bulan adalah Ramadhan. Karena memang Ramadhan merupakan bulan penuh keistimewaan dan keutamaan.

Sebagai bulan yang dipenuhi berkah dan ampunan, Ramadhan menjadi panggung spiritualitas yang mengundang setiap umat Muslim untuk merenungi diri, meraih ketenangan, dan mengukir kisah kebahagiaan sejati. Untuk menyambut bulan yang penuh berkah ini, persiapan yang holistik (lahir dan batin) diperlukan.

Oleh karenanya, Bulan Ramadhan mesti kita disambut dengan kegembiraan dan kesiapan, karena tidak semua orang diberikan peluang oleh Allah untuk melakukan taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah) dan tidak banyak orang melakukan muhasabah, yang diberikan kesempatan di bulan Ramadhan.

1. Sambut Ramadhan dengan Gembira

Kenapa Harus Bergembira Menyambut Ramadhan?

Kegembiraan tersebut adalah karena banyaknya kemuliaan, berkah, dan keutamaan pada bulan Ramadhan. Beribadah semakin nikmat dan lezatnya bermunajat kepada Allah SWT.

Kabar gembira mengenai datangnya Ramadhan sebagaimana dalam hadits berikut. Rasulullah SAW ber-tahniah "ucapan selamat" menyambut bulan Ramadhan sebagaimana sabdanya dalam hadits berikut:
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/385). Dinilai shahih oleh Al-Arna’uth dalam Takhrijul Musnad (8991))

Ulama menjelaskan bahwa hadits ini menunjukkan kita harus bergembira dengan datangnya Ramadhan. Maka yang mendapatkan kesempatan ini harus dipergunakan semaksimal mungkin sebagai ikhtiar untuk mensucikan diri dari kealpaan selama 11 bulan.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرْدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ. فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (سنن النسائي الجزأ 7 ص.
Artinya: Dari sahabat Abu Hurairah radliyallahu 'anh beliau berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda: Sungguh telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, yang mana pada bulan tersebut Allah swt mewajibkan kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu, pintu-pintu langit dibuka, sementara pintu-pintu neraka ditutup serta syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan (HR An-Nasa'i).

Setelah dimulai dengan perasaan gembira menyambut Ramadhan, tahap selanjutnya adalah persiapan menyambut Ramadhan agar Ramadhan yang kita jalankan bisa maksimal.

2. Kesiapan

Tidak ada kesuksesan dalam kehidupan tanpa menyiapkan diri dengan baik. Begitu juga analogi dengan orang yang akan menikah, tentulah diperlukan kesiapan ilmu berumah tangga, baik mental dan ilmu dunia. Karena Kesiapan tersebut akan menjawab tantangan kebutuhan pangan, sandang, papan  dan seterusnya.

Hadis Marfu’ mengatakan bahwa
الحَقُّ بِلا نِظَامٍ يَغْلِبُهُ اْلبَاطِلُ بِنِظَامٍ
(yang haq tanpa planning dan perencanaan yang baik akan dikalahkan yang bathil yang terorganisir).

Demikianlah pentingnya sebuah persiapan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan optimal tidak bisa dianggap enteng dan remeh temeh. Sebuah keharusan menyiapkan diri sebaik-baiknya sehingga dapat melaksanakan hadis di atas sebagai perintah agama.

Rasulullah saw dalam menyambut bulan Ramadhan, mulai dari senantiasa melakukan amalan sunnah (tarawih, shalat malam, dan sebagainya), mempersiapkan fisik karena puasa merupakan ibadah fisik untuk menahan nafsu dari terbit hingga terbenamnya matahari, dan memperbanyak amalan doa.

Dari Abu Hurairah, ia berkata,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ومن قام ليلة القدر إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan ihtisab (mengharap pahala dari Allah), maka dosanya yang telah lalu akan diampuni. Dan siapa yang bangun malam Qadar dengan iman dan ihtisab, telah diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).

Rasulullah saw:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
Artinya: “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman [yang artinya]: Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya,” (H.R. Muslim)

Pada hadis di atas, Allah swt menjelaskan bahwa pahala puasa akan memperoleh pahala langsung dari Allah. Dia yang akan membalas ganjaran amal puasa tersebut berdasarkan kabijaksanaan-Nya.

Para ulama berupaya menafsirkan alasan kenapa balasan pahala puasa demikian besar, melebihi pahala ibadah-ibadah lainnya sebagai berikut:

ibadah puasa bersih dari unsur riya. Sebab, berbeda dari ibadah lainnya yang bisa dilihat mata, ibadah puasa merupakan rahasia antara seorang hamba dengan Allah swt. Di depan manusia, seseorang bisa saja menyatakan bahwa ia berpuasa, padahal ketika sendiri, ia mungkin makan dan minum tidak ada yang tahu, kecuali dirinya dan Allah swt.

terdapat empat spirit Ramadhan yang perlu kita kuatkan dalam menyambur bulan suci ramadhan, antara lain:

Pertama, spirit beribadah malam, diharapkan amalan ibadah malam menjadi kebiasaan dalam diri saat melakukan aktivitas di luar bulan Ramadhaan.

Kedua, spirit bersedekah, baik dalam bentuk uang, hidangan berbuka puasa, dan sebagainya. Mengajarkan orang kebiasaan untuk bersedekah harus menjadi spirit bagi umat islam, tidak harus banyak yang penting semampunya.

Ketiga, spirit sabar, bulan Ramadhan adalah bulan yang mengajarkan kesabaran, bukan sekadar menahan nafsu. “umat Islam melalui spirit ini perlu memanfaatkannya untuk belajar menahan diri dari hasutan syaitan dan orang lain,”

Keempat spirit kepedulian, bulan Ramadhan adalah bulan untuk berbagi kepada sesama atau bulan peduli. Ramadhan mesti dimanfaatkan sebagai madrasah kita untuk belajar terhadap hal-hal yang kita lalai. Mungkin saja mampu, namun terkadang soal waktu atau kesempatan jarang. Maka berdoalah kepada Allah agar diberikan kelonggaran hati untuk peduli dengan menyisihkan harta kepada orang yang membutuhkan.

Segala upaya Umat Islam di bulan Ramadhan harus diniatkan untuk ibadah, bukan gagah-gagahan. Serta berintrospeksi apakah yang sudah dilakukan atau diperbuat sesuai dengan nilai-nilai keagamaan atau hanya nafsu belaka. Umat Islam harus menyebarkan syiar-syiar wasathiyah dan menggembirakan dengan upaya, bukan hanya sekadar kata-kata, di samping menjalani ibadah dengan gembira, introspeksi dan perencanaan untuk kebaikan.

Bertekad Ramadhan Kali ini Lebih Baik

ثُمَّ أَوْرَثْنَا ٱلْكِتَٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِٱلْخَيْرَٰتِ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَضْلُ ٱلْكَبِيرُ
“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orangorang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang zholim terhadap diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang muqtashid (sedang) dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar” (QS. Fathir: 32)

Mengomentari ayat ini, Ibnu Katsir menjelaskan mengutip pendapat Ibnu Abbas ra bahwa ummat nabi Muhammad saw ini, dalam kaitannya dengan keimanan dan pengamalan ajaran Al-Quran terbagi menjadi tiga golongan. Ada yang zholim, mudah-mudahan mendapat ampunan dari Allah swt, ada yang muqtashid (sedang/pertengahan) yang akan dihisab dengan hisab yang mudah, ada juga yang berprestasi yang akan masuk syurga tanpa hisab.

Lebih lanjut, Ibnu Katsir melanjutkan bahwa yang dimaksud dengan orang zholim adalah dia yang sangat kurang dalam melaksanakan perkara yang wajib, dan dia juga melakukan sebagian yang diharamkan oleh Allah swt.

Orang-orang yang masuk dalam katagori muqtasid (pertengahan) adalah mereka yang mengerjakan segala kewajiban, dan berusaha meninggalkan segala hal yang diharamkan, namun terkadang mereka meninggalkan perkara-perkara yang dicintai (mustahab) dan terkadang juga mereka melakukan hal-hal yang di benci (makruh).

Sedangkan orang yang berprestasi itu adalah mereka yang melaksanakan semua kewajiban dan semua yang disunnahkan, mereka meninggalkan perkara yang haram dan makruh, dan mereka juga terkadang meninggalkan sebagian perkara mubah demi kesempurnaan iman.

Imam At-Thobari, menukil banyak riwayat menjelaskan bahwa orang-orang yang berprestasi dan mereka yang masuk dalam katagori muqtashid (pertengahan) tempatnya adalah di syurga dengan derajat yang berbeda antara satu dengan yang lain, sedangkan mereka yang masuk dalam katagori zholim, maka tempatnya diragukan apakah masih di syurga atau di neraka.

Penutup

Bulan Ramadhan itu kedatangannya akan terus berulang disetiap tahunnya, kecuali jika Allah swt berkehendak lain, ia datang dengan membawa banyak keberkahan, sesuai dengan sabda Rasulullah saw di atas.

Sebelum ia datang, sembari terus berdoa kepada Allah swt agar kita semua disampaikan pada bulan ini, maka sudah sepantasnya kita menyiapkan diri untuk bertemu dengan bulan ini dengan memperbanyak puas sunnah agar nanti tiba waktunya puasa Ramadhan tiba secara fisik kita sudah siap.

Tentunya bagi siapa saja yang memiliki hutang puasa tahun kemaren sudah harus segera dicicil dari sekarang agar tiba waktunya Ramadhan tiba hutangnya sudah habis.

Dengan itu semua mudah-mudahan kita bertekat bahwa di bulan Ramadhan kali ini, dengan persiapan dan perencanaan yang baik tentunya, aktivitas Ramadhan kita menjadi lebih maksimal. Amin.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Telegram
Share on Whatsapp
Tags :

0 comments:

Posting Komentar