Sifat KHAUF DAN RAJA' Benteng Pertahanan Pribadi Muslim




إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah,
Sudah sepantasnya kita memanjatkan syukur kehadirat Allah SwT atas berbagai limpahan nikmat-Nya, sehingga kita masih bisa menunaikan ibadah Jum'at hari ini.

Juga shalawat beserta salam mari kita haturkan kepada uswah hasanah kita Nabi Muhammad saw. Semoga kita bisa meneladani kemulian akhlaknya.

Tak lupa, lewat mimbar Jumat ini, khatib mengajak kepada diri pribadi dan para jamaah untuk senantisa menjaga iman dan taqwa, sebab keduanya sering kali naik turun.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

Wahai yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu (HR. Tirmidzi).

Lalu mengapa kita perlu menjaga iman dan taqwa? Sebab Allah SwT berfirman :

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَخْشَ ٱللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَآئِزُونَ

"Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan". (Q.S. An-Nur: 52).

Dewasa sekarang ini banyak sekali kita lihat, berbagai masalah pergaulan dan prilaku manusia yang menyerupai hewan, kurang terkontrol dan hilang kendali. Hal ini terjadi karena terkikisnya bahkan hilangnya sifat Khauf dan Raja' pada diri manusia.

'Khauf' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah n ketakutan; kekhawatiran.

Dilansir di laman republika arti Khauf adalah perasaan takut terhadap siksa dan keadaan yang tidak mengenakkan karena kemaksiatan dan dosa yang telah diperbuat. Sedangkan raja’ adalah perasaan penuh harap akan surga dan berbagai kenikmatan lainnya, sebagai buah dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Bagi setiap muslim, kedua rasa ini mutlak dihadirkan dalam diri, Karena akan mengantarkan pada satu keadaan spiritual yang mendukung kualitas keberagamaan seorang muslim.

Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah,

Kenapa kita harus mempunyai sifat khauf.

Pertama, supaya ada proteksi diri. Terutama dari keterjerembaban kemaksiatan dan dosa. Contoh, nafsu tidak ada kata berhenti dalam menjerumuskan kita. Oleh karena itu, kita harus membuat nafsu menjadi takut.

Seorang ahli hikmah berkata:
“Suatu ketika nafsu mengajak berbuat maksiat, lalu ia keluar dan berguling- guling di atas pasir yang panas seraya berkata kepada nafsunya, Rasakanlah! Neraka jahanam itu lebih panas dari pada yang anda rasakan ini.”

Kedua, agar tidak ujub atau berbangga diri dan sombong. Sekalipun kita sedang dalam zona taat, kita harus selalu waspada terhadap nafsu. Perasaan paling suci, paling bersih dan paling taat adalah di antara siasat halus nafsu. Karena itulah nafsu harus tetap dipaksa dan dihinakan tentang apa yang ada padanya, kejahatannya, dosa-dosa dan berbagai macam bahayanya.

“Jangan engkau merasa paling suci, karena Aku tahu siapa yang paling bertakwa.” (QS an-Najm, 53: 32).

Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah,

Kenapa kita harus memiliki sifat raja’.
Pertama, agar tetap bersemangat dalam ketaatan. Sebab berbuat baik itu berat dan setan senantiasa mencegahnya. Meski berat, tapi buah dari ketaatan sangat luar biasa; penuh rahmat dan surga-Nya Allah.

Imam al-Ghazali berkata,

“Kesedihan itu dapat mencegah manusia dari makan. Khauf dapat mencegah orang berbuat dosa. Sedang raja’ bisa menguatkan keinginan untuk melakukan ketaatan. Ingat mati dapat menjadikan orang bersikap zuhud dan tidak mengambil kelebihan harta duniawi yang tidak perlu.”

Kedua, agar tetap tenang dengan berbagai kesulitan hidupnya. Ketika orang benar-benar menyukai sesuatu, tentu ia sanggup memikul beban beratnya. Bahkan merasa senang dengan keadaan sulitnya itu. Seperti orang yang mengambil madu di sarang lebah, ia tidak akan pedulikan sengatan lebah itu, karena ingat akan manisnya madu.

Begitu pula orang-orang yang tekun beribadah, mereka akan berjibaku apabila ia teringat surga yang indah dengan berbagai kenikmatannya; kecantikan bidadaribidadarinya, kemegahan istananya, kelezatan makanan dan minumannya, keindahan pakaian dan keelokan perhiasannya dan semua yang disediakan Allah di dalamnya.

Di waktu yang lain, Imam Al-Ghazali ditanya: "Manakah yang lebih utama di antara sikap khauf dan raja`?" Sang Hujjatul Islam menjawab dengan nada bertanya: "Mana yang lebih enak, roti atau air?Bagi orang yang lapar, roti lebih tepat. Bagi yang kehausan, air lebih pas. Jika rasa lapar dan haus hadir bersamaan dan kedua rasa ini sama-sama besar porsinya, maka roti dan air perlu diasupkan bersama-sama," tambah sufi terbesar sepanjang masa ini.

Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah,

Adapun ciri-ciri seseorang yang memiliki sifat khauf dapat dilihat sebagai berikut :
  1. Mampu menjaga tutur kata dan perbuatannya dari perilaku maksiat yang dilarang oleh Allah Swt.
  2. Semakin hari bertambah rajin ibadahnya dan amal kebaikannya.
  3. Tampak berani menghadapi setiap rintangan, sepanjang untuk membela kebenaran. Sebab di dalam hatinya tidak ada rasa takut selain hanya kepa Allah.
  4. Jika disebutkan nama Allah kepadanya hatinya bergetar dan jiwanya tunduk khusuk dan mengagumi keagungan Allah Swt.
  5. Senantiasa menjauhi dan menghindari perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt.
Dengan Sifat Khauf ini diri hati seseorang akan terproteksi dari penyakit-penyakit hati dan dengan Raja' seseorang akan bersemangat dalam ketaatan dan tenang dengan berbagai kesulitan hidupnya.
بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ فِي الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ, وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَ تَقَبَّلَ مِنّي وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ




اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَي آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,
Di khutbah kedua ini, marilah kita berusaha selalu merawat sifat Khauf dan Raja' agar tumbuh subur dalam diri kita. Marilah kita akhiri pertemuan yang mulia ini dengan berdoa, semoga Allah SwT berkenan memberikan kita kemampuan untuk melaksanakan anjuranNya sehingga kita meraih kesuksesan dan kebahagaiaan dunia akhirat. Aamiin
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الاَحْيِاءِ مِنْهُمْ وَالاَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وِ يَا قَاضِيَ الحَاجَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْن وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ



Jika berkenan, silahkan beri ulasan di kolom komentar. Terima Kasih.
Jika Sobat ingin membagikannya ke teman-teman, Silahkan KLIK TOMBOL BERBAGI DI BAWAH INI!

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Telegram
Share on Whatsapp
Tags :

0 comments:

Posting Komentar