Peristiwa Isra' Mikraj menurut Shahih Muslim dalam Kitab Iman




Isra Mikraj dalam bahasa Arab: الإسراء والمعراج adalah dua bagian perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah beliau mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Beberapa penggambaran tentang kejadian ini dapat dilihat di surah ke-17 di Al-Qur'an, yaitu Surah Al-Isra.
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ - ١
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.

Menurut tradisi, perjalanan ini dikaitkan dengan Lailat al-Mi'raj, sebagai salah satu tanggal paling penting dalam kalender Islam.

Kejadian Isra Mikraj

Isra Mikraj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mikraj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mikraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun, Syekh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab, dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mikraj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mikraj.

Hadits tentang Isra Mikraj Nabi

Riwayat tentang perjalanan malam nabi dan diangkatnya dia ke langit untuk bertemu langsung dengan Allah dan menerima perintah kewajiban salat di lima waktu terdapat dalam Kitab Hadis Sahih milik Imam Muslim:

"...dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku telah didatangi Burak. Yaitu seekor binatang yang berwarna putih, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari bighal. Ia merendahkan tubuhnya sehingga perut burak tersebut mencapai ujungnya." Dia bersabda lagi: "Maka aku segera menungganginya sehingga sampai ke Baitulmaqdis."

Dia bersabda lagi: "Kemudian aku mengikatnya pada tiang masjid sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para nabi. Sejurus kemudian aku masuk ke dalam masjid dan mendirikan salat sebanyak dua rakaat. Setelah selesai aku terus keluar, tiba-tiba aku didatangi oleh Jibril dengan membawa semangkuk arak dan semangkuk susu, dan aku pun memilih susu.

Lalu Jibril berkata, 'Kamu telah memilih fitrah'. Lalu Jibril membawaku naik ke langit. Ketika Jibril meminta agar dibukakan pintu, maka ditanyakan, 'Siapakah kamu? '
Jibril menjawab, 'Jibril'. Ditanyakan lagi, 'Siapa yang bersamamu?'
Jibril menjawab, 'Muhammad.' Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutus? '
Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutus.' Maka, dibukalah pintu untuk kami.

Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Adam, dia menyambutku serta mendoakanku dengan kebaikan. Lalu, aku dibawa naik ke langit kedua.
Jibril lalu minta supaya dibukakan pintu. Lalu ditanyakan lagi, 'Siapakah kamu? '
Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapa yang bersamamu? '
Jibril menjawab, 'Muhammad.' Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? '
Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'.

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria, mereka berdua menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik langit ketiga. Jibril pun meminta supaya dibukakan pintu.
Lalu ditanyakan, 'Siapakah kamu? '
Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? '
Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? '
Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'.

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Yusuf alaihi salam, ternyata dia telah dikaruniakan dengan kedudukan yang sangat tinggi. Dia terus menyambut aku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit keempat. Jibril pun meminta supaya dibukakan pintu.
Kedengaran suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? '
Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? '
Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? '
Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'.

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Idris alaihi salam, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Allah berfirman:

'(...dan kami telah mengangkat ke tempat yang tinggi derajatnya)'.

Aku dibawa lagi naik ke langit kelima.
Jibril lalu meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? '
Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? '
Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? '
Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'.

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Harun alaihi salam, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit keenam. Jibril lalu meminta supaya dibukakan pintu.
Kedengaran suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? '
Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? '
Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? '
Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Pintu pun dibukakan kepada kami.

Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Musa, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit ketujuh. Jibril meminta supaya dibukakan.
Kedengaran suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? '
Jibril menjawabnya, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? '
Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? '
Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'.

Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Ibrahim alaihi salam, dia sedang berada dalam keadaan menyandar di Baitulmakmur. Keluasannya setiap hari bisa memasukkan tujuh puluh ribu malaikat. Setelah keluar, mereka tidak kembali lagi kepadanya (Baitulmakmur).

Kemudian aku dibawa ke Sidratulmuntaha. Daun-daunnya besar seperti telinga gajah dan ternyata buahnya sebesar tempayan." Dia bersabda: "Ketika dia menaikinya dengan perintah Allah, maka sidrah muntaha berubah. Tidak seorang pun dari makhluk Allah yang mampu menggambarkan keindahannya karena indahnya. Lalu, Allah memberikan wahyu kepada dia dengan mewajibkan salat lima puluh waktu sehari semalam.

Lalu aku turun dan bertemu Nabi Musa alaihi salam, dia bertanya, 'Apakah yang telah difardukan oleh Tuhanmu kepada umatmu? ' Dia bersabda: "Salat lima puluh waktu'. Nabi Musa berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan karena umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Aku pernah mencoba Bani Israil dan menguji mereka'.

Dia bersabda: "Aku kembali kepada Tuhan seraya berkata, 'Wahai Tuhanku, berilah keringanan kepada umatku'. Lalu Allah subhanahu wata'ala. mengurangkan lima waktu salat dari dia'.

Lalu aku kembali kepada Nabi Musa dan berkata, 'Allah telah mengurangkan lima waktu salat dariku'. Nabi Musa berkata, 'Umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi'.

Dia bersabda: "Aku masih saja bolak-balik antara Tuhanku dan Nabi Musa,

sehingga Allah berfirman: 'Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan lima waktu sehari semalam. Setiap salat fardu dilipatgandakan dengan sepuluh kali lipat. Maka itulah lima puluh salat fardu. Begitu juga barangsiapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, niscaya akan dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya, barang siapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya, niscaya tidak dicatat baginya sesuatu pun. Lalu, jika dia mengerjakannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya'.

Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa, lalu aku memberitahu kepadanya. Dia masih saja berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan'. Aku menjawab, 'Aku terlalu banyak berulang-ulang kembali kepada Tuhanku, sehingga menyebabkanku malu kepada-Nya'."

— Shahih Muslim, Kitab Iman, Bab Isra' Rasulullah ke langit, hadits nomor 234.

dari peristiwa Isra' Mikraj ini dapat kita ambil pelajaran di atantaranya adalah: setiap hal

1. Menjalani Ujian atau tes sulit
Di awal tahun kenabian, Rasulullah mengalami kerugian yang sangat besar. Dia kehilangan paman tercintanya, Abu Thalib yang merupakan pelindung utama umat Islam. Selain itu, dia juga kehilangan sang istri, Khadijah di tahun yang sama. Tragedi yang menimpa Rasulullah tak hanya berhenti di sana. Harapan Nabi hancur setelah dia dilempari batu di jalanan Ta’if.
Namun, dari pengalaman tersebut, sesuai janji Allah dengan kesulitan datang kemudahan. Kemudahan datang dalam bentuk perjalanan ajaib yang ditemani oleh malaikat Jibril ke tujuh langit tidak lama setelah Tahun Kesedihan.

2. Motivasi dari rekan
Selama perjalanan, Rasulullah bertemu dengan nabi lain, yaitu Adam, Isa, Yusuf, Musa, dan Ibrahim. Dengan bertemu mereka, Rasulullah mendapat dukungan dan motivasi.
Sebagaimana Nabi dapat bersandar pada mereka yang memiliki misi yang sama untuk mendapatkan dukungan, kita dapat melakukan hal yang sama. Dikelilingi dengan rekan dan memiliki hubungan sehat dan suportif merupakan hal penting. Persahabatan bisa memperkuat iman Anda.

3. Shalat adalah obat
Nabi mengalami banyak hal dalam perjalanannya. Dia bertemu para nabi dan malaikat, melihat taman Jannah dan api Jahannam. Namun, setelah Isra Miraj, dia membawa satu hadiah, yakni perintah shalat.
Shalat adalah obat dan perwujudan terakhir dari perdamaian. Jadi, ketika Anda memasuki Tahun Duka Anda baik pendek atau panjang, perlakukan shalat seperti obat.
Kita seharusnya tidak melakukan shalat wajib. Shalat tengah malam pun atau tahajud perlu dilakukan. Tengah malam adalah waktu yang memiliki keberkahan luar biasa. Shalat tahajud kita lakukan untuk menyenangkan Allah.

4. Setia pada iman Anda
Ketika Rasulullah kembali ke Makkah dan menggambarkan perjalanannya, kaum Quraisy mengejeknya tanpa henti. Mereka memberitahu Abu Bakar tentang perjalanan Nabi dengan maksud untuk menggoyahkan keyakinannya.
Abu Bakar berkata, “Apa yang begitu mengejutkan? Saya percaya padanya ketika dia mengatakan sesuatu yang bahkan lebih tidak bisa dimengerti. Dia bilang dia menerima wahyu dari Tuhan dan saya percaya dia.”
Dengan keyakinan, Allah memberi Anda kekuatan untuk mengatasi kesulitan. Keyakinan akan menenangkan kecemasan kita. Itu menanamkan dalam diri untuk melakukan tindakan yang menyenangkan Allah seperti berbicara kebenaran, berdoa, beribadah, dan mengenakan pakaian sopan.






Jika berkenan, silahkan beri ulasan di kolom komentar. Terima Kasih.
Jika Sobat ingin membagikannya ke teman-teman, Silahkan KLIK TOMBOL BERBAGI DI BAWAH INI!

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Telegram
Share on Whatsapp
Tags :

0 comments:

Posting Komentar