Kunci Jawaban Soal Modul 3.7 Analisis Jejaring Pemangku Kepentingan Konflik



Informasi Umum
Selamat datang di Pelatihan Mandiri Bersertifikat Kementerian Agama.

Pelatihan di Pintar berbasis MOOC (Massive Open Online Course) dilakukan secara Asynchronous dan full online, sehingga tidak ada jadwal Zoom ataupun tatap muka.

Peserta diharapkan mendaftar dan melakukan pelatihan sampai selesai secara mandiri. Pelatihan dilaksanakan selama 5 hari, dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun sesuai dengan kebutuhan peserta selama masih dalam periode pelaksanaan pelatihan.

DETAIL PELATIHAN :
NAMA MODUL :
METODOLOGI DETEKSI DINI KONFLIK

Sasaran:
Penyuluh agama, dosen, Karyawan Kementerian Agama

Tujuan:
Meningkatkan kapasitas pegawai Kementerian Agama, baik dari level penyuluh, dosen PTKN dan seluruh staf dan karyawan Kementerian Agama untuk menjalankan amanah UU No.7 Tahun 2012 Tentang Penanganan Konflik Sosial, terutama dalam fungsinya membangun sistem Deteksi Dini untuk mencegah terjadinya konflik sosial berbasis keagamaan.

Latar Belakang:
Kementerian Agama diberikan amanah oleh Undang-Undang No.7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial dan PP No.2 Tahun 2025 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.2 Tahun 2012 untuk melakukan serangkaian kerja pencegahan konflik sosial. Untuk itu, dibutuhkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan kepegawaian agar lebih sensitif dan lebih peka terhadap kondisi sosial keagamaan masyarakat di tempat mereka berada. Salah satu rangkaian kerja tersebut adalah membangun sistem deteksi dini (Early Warning System).

Penyusunan Sistem Deteksi Dini Konflik Sosial Religiosity Index berangkat dari landasan pemikiran tersebut. Sesuai dengan arahan PP No.7 Tahun 2012, Sistem Deteksi Dini dan Cegah Dini konflik meliputi:
  • penelitian dan pemetaan wilayah potensi Konflik dan/atau daerah Konflik;
  • Penyampaian data dan informasi mengenai Konflik secara cepat dan akurat;
  • Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
  • Peningkatan dan pemanfaatan modal sosial; dan
  • Penguatan dan pemanfaatan fungsi intelijen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • Pelatihan ini menjadi bagian dari pelaksanaan salah satu kegiatan Sistem Deteksi Dini dan Cegah Dini pada poin C yaitu Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
⁠Kompetensi Teknis Pelatihan :
Pelatihan akan melalui 10 seksi pelatihan Sistem Deteksi Dini Religiosity Index. Pelatihan tersebut terdiri dari video pemaparan materi, ujian di setiap seksi pelatihan, modul dan materi presentasi untuk bahan bacaan.

⁠Kurikulum/Struktur Program Deteksi Dini:
Pada tahap kedua ini, peserta akan dibekali pemahaman lebih lanjut mengenai Dimensi dan Indikator pembangun Sistem Deteksi Dini Konflik Sosial, bagaimana memilah secara teknis informasi yang tersebar mengenai konflik tersebut, memilah fakta dan norma terkait konflik, analisa pemangku kepentingan dan jejaringnya, dan bagaimana memitigasi konflik. Berikut di bawah ini struktur kurikulum Modul 2.
  1. Dimensi dan Indikator Konflik Sosial
  2. Skema Analisis Konteks Konflik Sosial
  3. Analisis Kualitas Informasi Konflik
  4. Analisis Fakta dan Norma Konflik
  5. Analisis Pemetaan Risiko Konflik
  6. Analisis Pemangku Kepentingan Konflik
  7. Analisis Jejaring Pemangku Kepentingan Konflik
  8. Analisis Negosiasi Konflik
  9. Analisis Posisi, Kepentingan dan Nilai
  10. Analisis Ruang Bersama dalam Konflik

Berikut ini Soal Modul 3.7 Analisis Jejaring Pemangku Kepentingan Konflik disertai kunci jawabannya

  1. Ada beberapa matriks yang dihitung dalam Social Network Netwrok Analysis. Berikut di bawah ini matriks tersebut kecuali?
    1. Edge Coentrality
    2. Betweeness Centrality
    3. Closeness Centrality
    4. Degree Centrality

    Jawaban A. Edge Coentrality

  2. Ada salah satu aplikasi dalam memvisualisasikan Stakeholder Network yang menggunakan Social Network Analysis. Aplikas apakah yang dimaksud?
    1. Gephi
    2. HTML
    3. DNS
    4. Power Point

    Jawaban A. Gephi

  3. Salah satu matriks dalam Social Network Analysis adalah mengukur seberapa banyak satu stakeholder terhubung pada jalur komunikasi atau interaksi antara dua stakeholder atau lebih dalam satu jaringan. Matriks apakah yang dimaksud?
    1. Betweeness Centrality
    2. Degree Centrality
    3. Closeness Centrality
    4. Eigenvector Centrality

    Jawaban A. Betweeness Centrality

  4. Stakeholder Network menggunakan Social Network Analysis (SNA) sebagai teknik analisis data. Dalam SNA, terdapat tiga matriks dalam menghitung derajat hubungan antar stakeholder. Salah satu matriks tersebut mengukur jarak antar stakeholder dalam suatu jaringan. Semakin kecil jarak tersebut maka semakin tinggi nilai matriknya. Matriks apakah yang dimaksud?
    1. Closeness Centrality
    2. Betweeness Centrality
    3. Degree Centrality
    4. Eigenvector Centrality

    Jawaban A. Closeness Centrality

  5. Stakeholder Network atau Jejaring Pemangku Kepentingan dalam konflik sosial di suatu daerah mutlak dilakukan agar mitigasi konflik dapat dilakukan secara efisien dan tepat. Definisi seperti apa yang tepat dalam menjelaskan konsep Stakeholder Network tersebut?
    1. Adalah Metriks ini mengukur seberapa penting atau berpengaruh suatu stakeholder dalam jaringan. Metrik ini mengukur jumlah hubungan atau koneksi (degree) yang dimiliki oleh stakeholder dalam jaringan. Semakin banyak stakeholder yang terhubung dengan stakeholder lainnya, maka semakin tinggi pula nilal Degree Centrality-nya.
    2. Jaringan hubungan atau interaksi antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan (stokeholder) dalam sebuah organisasi atau sebuah kasus. Pihak-pihak tersebut dapat berupa individu, kelompok, atau entitas seperti perusahaan, lembaga pemerintah atau masyarakat
    3. Metrik yang mengukur seberapa cepat atau mudah suatu stakeholder dapat mencapai stakeholder lainnya dalam jaringan. Semakin kecil jarak antara stakeholder, maka semakin tinggi nilai Closeness Centrallity-nya.
    4. Matrik yang mengukur seberapa banyak suatu stakeholder berada pada jalur komunikasi atau interaksi antara stakeholder lain dalam jaringan. Suatu stakeholder dengan nilai Betweeness Centrality yang tinggi dianggap sebagai mediator atau penghubung antara stakeholder lain dalam jaringan

    Jawaban B. Jaringan hubungan atau interaksi antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan (stokeholder) dalam sebuah organisasi atau sebuah kasus. Pihak-pihak tersebut dapat berupa individu, kelompok, atau entitas seperti perusahaan, lembaga pemerintah atau masyarakat

Sobat elpedia, demikianlah Kunci Jawaban Soal Modul 3.7 Analisis Jejaring Pemangku Kepentingan Konflik, semoga bermanfaat....

Disclaimer:
Kebenaran jawaban diatas tidak mutlak. Jawaban tersebut bersifat terbuka sehingga bisa dieksplorasi lagi lebih lanjut.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Telegram
Share on Whatsapp
Tags :

0 comments:

Posting Komentar