MTsN 2 Ngawi Ciptakan Lingkungan Madrasah Menyenangkan dan Bebas Dari Kekerasan

Belakangan ini kasus bullying semakin marak terjadi di Indonesia, khususnya di lingkungan sekolah. Tentu saja tindakan itu tidak semestinya terjadi di tempat anak-anak sedang menuntut ilmu.

Menanggapi hal tersebut MTsN 2 Ngawi lakukan langkah preventif dan antisipasi, yaitu menyambut kedatangan peserta didik dengan penuh keramahan dan kehangatan. Program Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan budaya belajar dan lingkungan madrasah/sekolah yang menyenangkan dan bebas dari kekerasan atau bullying.


Selain melakukan kegiatan menyambut kedatangan peserta didik, ada beberapa strategi menciptakan madrasah khususnya MTsN 2 Ngawi yang aman dan nyaman tanpa kekerasan.

Pertama, menyediakan sarana dan pra sarana yang memadai di lingkungan madrasah. Sarana dan prasarana dapat mendukung terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi peserta didik. Di antara sarana dan prasarana seperti Unit Kesehatan Sekolah (UKS), taman bermain, ekstra kurikuler, dan perpustakaan.

Merujuk pernyataan Taufik Ismail yang berbunyi “Kenakalan remaja dipicu karena mereka tidak sibuk” maksudnya dari kata "sibuk" tersebut adalah sibuk berliterasi. Maka, penting untuk sekolah dapat memberikan ruang-ruang/taman-taman yang nyaman untuk berliterasi. Hal tersebut juga didorong dengan peran seorang guru untuk bisa menumbuhkan minat membaca pada peserta didik.

Strategi selanjutnya yaitu teknologi yang mendukung, penguatan karakter, ekstrakurikuler, dan kepedulian orang tua. Selain guru dan teman di lingkungan sekolah, orang tua memiliki peran paling penting, terutama dalam menjaga komunikasi antara sekolah dan orang tua.


Guru sebagai tenaga pendidik di sekolah juga memiliki peran penting terutama dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Seorang guru tidak bisa memaksakan seorang peserta didik untuk merasa senang ketika guru itu sendiri tidak bisa menciptakan kenyamanan. Guru dan Karyawan MTsN 2 Ngawi menganggap peserta didik sebagai subjek, sehingga bisa terjalin kerja sama antar guru dan siswa. Selain itu, guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Telegram
Share on Whatsapp
Tags :

0 comments:

Posting Komentar